Senin, 10 Desember 2012

SISTEM PERTAHANAN UDARA FRIGAT MODERN


Desain Frigate F125 Jerman

Jihad-Defence-Indonesia - JKGR : Jerman mulai memproduksi frigate terbaru F125 yang didisain sanggup melakukan berbagai misi dan memiliki kemampuan untuk ditempatkan di berbagai penjuru dunia selama waktu 2 tahun, sebelum kembali ke Pangkalannya di Jerman. Proyek ini diberi nama Frigat  Baden-Württemberg  Class Type 125.
Frigate 125 dibangun untuk menggantikan F122 Bremen Class 3680 ton, yang pensiun tahun 2016. Sejumlah pengamat militer menilai frigate ini, bisa disebut “Real Frigate”, karena sistem persenjataan dan elektroniknya sangat modern. Dengan bobot mencapai 7000 ton, kapal perang ini menjadi frigate terbesar di dunia yang ukurannya mendekati destroyer. Senjatanya antara lain meriam 1 × 127 mm Otobreda dengan guided ammunition, untuk misi serangan darat hingga jarak 120 km.
The new Otobreda 127/64 lightweight gun

Frigate Baden-Württemberg dibuat oleh dua perusahaan Jerman,  Thyssen-Krupp and Lürssen.  Galangan Kapal Lursen, merupakan tempat mangkalnya tiga light frigate Nakhoda Ragam Class, yang akan dibeli Indonesia.
Yang menarik dari frigate F125 ini,  Jerman mempercayakan pertahanan udaranya, hanya kepada rudal jarak pendek 9 km: RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM), yang termasuk dalam golongan a close-in weapon system (CIWS). Padahal untuk kapal berbobot 7000 ton, Jerman bisa saja memasang sistem senjata anti-udara menengah seperti RIM-162 ESSM, ataupun RIM66  dengan jarak tembak  50-hingga 170 km, seperti yang terpasang di fregat terdahulu F-124 Sachsen Class.
Lebih aneh lagi, persenjataan anti-udara Frigate F125 justru menurun dibandingkan F122 Frigate Bremen Class yang akan digantikannya/pensiun  pada tahun 2016.  Frigate F122 Bremen Class, selain memiliki 2 launcher Rim 166 RAM,  juga dilengkapi senjata anti-udara Sea Sparrow.
RIM-116 Rolling Airframe Missile Launcher

Spesifikasi Persenjataan Frigate F125 Jerman:
Tidak itu saja, 30 korvet terbaru Jerman, Braunschweig Class buatan 2004-2007, juga hanya mengandalkan RIM-116 RAM Launcher, untuk pertahanan udara. Padahal Korvet ini difungsikan untuk  untuk  peperangan Ocean Zone.
Setiap Korvet Braunschweig Class yang berbobot 1840 ton, mengusung 2 unit RIM-116 RAM Launcher. Seharusnya 3 light frigate Nakhoda Ragam Class Indonesia yang diservis di Lursen Jerman, bisa dipasang senjata pertahanan anti rudal RIM-116 RAM Launcher, karena bobotnya lebih besar, yakni 1940 ton.
Korvet Braunschweig F260 Jerman

Persenjataan Korvet Magdeburg F-261 (Braunschweig Class):
Armament:
Senjata pertahanan udara RIM 116 RAM  juga  sangat diminati militer Amerika Serikat. AS bahkan telah memasang RIM-116 RAM Launcher di Kapal Induk USS Nimitz Class, USS Enterprise, berbagai kapal angkut, kapal serang amphibi hingga kapal perang Litoral Zone ( pertahanan garis pantai) seperti  Trimaran USS Independence. Saat ini AS sedang memesan 1600 rudal RIM-116 dan 115 launcher untuk dipasang di 74 kapal.
Loading RIM 116 di USS Harry S. Truman, Nimitz-class aircraft carrier

Rudal kecil dan ringan buatan Jerman-AS ini juga digunakan oleh: Yunani, Korea Selatan, Turki, Arab Saudi dan Mesir. Uni Emirat Arab sedang memesan RIM 116 RAM Launcher.
RIM-116 RAM Launcher di Destroyer Yi Sun-Shin Korea Selatan

Apa yang dilakukan militer Jerman untuk Korvet dan Frigate terbaru mereka, menunjukkan RIM-116 Launcher, bisa diandalkan untuk pertahanan udara. Apakah Jerman mau berjudi untuk urusan pertahanan udara bagi 30 korvet terbaru mereka dan Frigate F-125 yang sedang  mereka bangun ?.
Visi Baru Militer Jerman
Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa Jerman men-downgrade persenjataan anti-udara frigate mereka dibandingkan frigate terdahulu F124 Sachsen Class.
Pemerintah dan militer Jerman ternyata telah berhitung matang. Perubahan geo-politik pasca hilangnya perang dingin dengan Uni Soviet, membuat militer Jerman merevisi kemampuan angkatan perang mereka.  Persenjataan-persenjataan canggih dan mahal seperti rudal anti-udara jarak menengah yang terpasang di Frigate F124 Sachsen Class, tidak lagi digunakan. Jerman merasa fregat terbaru  nanti  tidak perlu memiliki air superiority seperti di jaman perang dingin.
Tugas-tugas kapal perang Jerman di masa depan adalah bergabung dengan Pasukan NATO, Multinasional atau Pasukan PBB, untuk melakukan berbagai operasi Perdamaian, Anti-terorisme, Anti-Pembajakan serta Misi Kemanusiaan.
Alasan lainya adalah krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa, sehingga pemerintah Jerman memangkas budget untuk militer. Pemasangan peralatan perang canggih yang memiliki air superiority hanya menambah mahal biaya operasi.
Ujicoba RIM 116 RAM tahun 2009
Dengan strategi tersebut, Jerman mampu memangkas anggaran militer karena membuat kapal-kapal perang yang lebih murah, demi menyelamatkan APBN, namun pihak militer tetap mampu menjalankan misi yang mereka terima.  Kalkulasi Jerman ini tentu bisa diambil hikmahnya oleh Indonesia.
Indonesia yang sedang memesan 100 MBT Leopard 2A4, 50 IFV Marder dan reparasi 3 Light Frigate Nakhoda Ragam Class, seharunya mempunyai kesempatan untuk memiliki senjata canggih pertahanan udara ini. Apalagi RIM 116 RAM Launcher merupakan senjata pertahanan dan tidak untuk tujuan ofensif. 
Sumber Referensi : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar